Sinar mentari semakin beranjak, wanita cantik berseri itu masih terpejam dalam tidurnya. Eza memasukan mobil di halaman rumah. Memarkirkan mobil lalu menoleh kepada Rina yang sangat pulas.
Eza membuka bagasi mobil, Hafiz membantu menurunkan barang-barang. Eza keluar dari mobil.
"Di kawasan ini banyak cowok-cowok ganteng."
"Lalu kenapa? Kamu kira aku pecinta sesama jenis?" tanya Eza sambil tersenyum.
"Kalau kamu terlalu acuh. Rina bisa-bisa suka dengan yang lain. Lihat tuh ... itu CEO Glod Star."
Eza menoleh. "Ganteng. Tapi ganteng aku," ujar Eza bercanda.
"Hahaha."
"Kamu tidak percaya? Buktinya adikmu cinta sama aku." Eza menatap Hafiz.
"Secinta-cintanya Rina sama kamu, kalau kamu terus nyakitin, dia pasti lelah juga." Hafiz terus mengungkit perasaan Eza yang terpaksa.
"Apa maksudmu?" tanya Eza, Hafiz menatapnya.
"Maksudku kamu jangan kembali lagi kepada Intan. Kamu harus sadar jika dia sudah sangat kejam kepadamu!"