Menanti dengan mata berkaca-kaca, senyum bahagianya memudar, setelah hampir dua jam suaminya tidak datang.
'Kenapa harus memberi harapan jika hanya mengecewakan seperti ini. Kenapa menyuruh aku menunggu di sini sendirian. Seharusnya kalau tidak bisa datang dari tadi bilang,' keluh Rina dalam hati lalu menangis.
Dia kembali ke hotel dengan perasaan yang kecewa. Menunggu adalah sesuatu hal yang paling melelahkan. Rina benar-benar kecewa dengan sikap Eza.
"Setidaknya dia memberi kabar, agar aku tidak mencemaskannya. Di dalam benakku banyak pertanyaan. Apa kamu baik-baik saja? Atau kamu memang niat menggantungkan ku? Kamu niat mempermainkanku? Ini semua sangat menyakitkan. Di sisi lain aku ingin kecewa, heh ... tapi dalam hatiku aku sangat mengkhawatirkanmu. Kamu memang tidak akan pernah mengerti cintaku seperti ini," gumam Rina yang lalu pulang ke hotel tanpa alas kaki.