Perasaan rindu yang teramat dalam, tidak bisa lagi dipendam. Bilqis bersandar dan menitihkan air mata dengan menggenggam erat tangan Fatih.
"Hiks hiks, heh. hek hek hek. Ya Allah." Bilqis segera menghapus air matanya.
"Heh ... malam ini, hadirla dalam mimpiku, obati kerinduan yang dalam ini. Semoga Allah menghadirkan kamu dalam mimpiku. Setidaknya beri aku pituah, agar aku lebih kuat menjalani hidup dan hari-hari dengan keadaan mu seperti ini." Bilqis memandang lekat suaminya lalu kembali menyandarkan kepalanya.
"Lihatlah sekarang ini keadaanku, aku sudah tidak secantik saat pernikahan. Karena aku merias diri hanya untukmu. Aku sangat kurus. Aku berpuasa, karena memang makan pun tidak bisa aku menikmati. Semoga Allah mengampuni ku. Bukannya aku tidak bersyukur atas hidup ini, aku sangat bersyukur hanya saja aku merasa kehilangan separuh dari hidupku. Kesemangatan itu setiap harinya terasa terampas."
Bilqis meneguk ludahalu memejamkan mata.
