Perasaan bahagia sama sekali tidak bisa ditutupi oleh kedua insan. Bagaimana tidak, selama ini ternyata mereka sama-sama menantikan orang yang sudah berada di samping mereka. Rasa segera ingin memeluk namun tertunda. Sofil masih teringat jelas akan janjinya. Perasaan takut akan berlebihan, membuat dia semakin merekan kerinduan itu dengan menatap Ainun.
Hati yang berdebar-debar seakan waktu berhenti dengan saling menatap. Perasaan magic telah menyerang hati keduanya.
Nama Sam dan Nasya hanyalah sebuah nama yang mereka atur dan nama rahasia. Keduanya saling mencintai dalam nama itu. Saling mencintai ketika ada di dunia nyata. Walaupun awalnya ragu akan perasaan akhirnya. "Subhanallah, alhamdulillah, wa la ilaha ilallah, Allahu akbar." ujian itu terus berkumandang di dalam hati Sofil dan Ainun.
"Bolehkah aku memelukmu?" tanya Sofil memberanikan diri. Ainun mengangguk pelan. Dengan penuh perasaan malu malu keduanya saling mendekat Sofil pun memeluk dengan erat.