"Aku menikahimu bukan sebatas bertangung jawab karena kecelakaan. Aku benar-benar Lillah. Tapi ... aku sangat tidak mengerti perasaanmu. MasyaAllah ... aku kira kamu mengerti akan perasaanku."
Patah hati sudah dirasakan oleh Ridho. Ridho mendekat ke Hana.
"Pernikahan ini bukanlah rasa kasihan. Aku menikahimu karena aku yakin kamu akan menjadi wanita satu-satunya dalam hidupku. Aku sudah sangat lama menunggumu. Di mana pertemuan kita saat itu di Mesir, menjadi kenangan indah yang tak bisa aku lupakan. Tolong sedikit ... saja. Buka hatimu sedikit untukku. Setidaknya rasakan jika aku itu benar-benar tulus bukannya kasihan." Ridho duduk di samping Hana. Dia tidak berani menyentuh tangan Hana.
"Tapi aku tidak bisa berhikmad. Aku tidak bisa seperti wanita pada umumnya. Aku tidak bisa berjalan bahkan untuk membawa aku ke tempat mana pun aku harus meminta bantuan," kata Hana menatap penuh kesedihan.
