"Ainun ... bagaimana dulu kamu bisa sangat meyakini. Apa kamu pernah melakukan istikharah."
"Aku sangat jujur, aku delima dan bingung ketika aku benar-benar mengagumi sosok kang Barok. Di sisi lain aku sudah terikat dengan janjiku kepada Abah. Dijodohkan dengan seorang pemuda yang namanya gus Sofil. Aku juga tahu ... kabar-kabar tentang Mas yang dulu. Bagaimana mas sangat terobsesi dengan minuman. Ibaratnya teman hidup dan raga," jelas Ainun, Sofil menggenggam erat tangannya.
"Bagaimana bisa kau tetap akan memilih sofil?" tanya Sofil memandang Ainun yang tidak sedang memandangnya.