Ratak di bagian kepala Fatih, membuat dia terbaring lemah tidak sadarkan diri, sampai kini belum sadarkan diri. Kehilangan banyak darah. Apalagi bagian berut yang terbawa oleh sepeda motor yang menabraknya. Membuat luka dalam di bagian perutnya semakin parah. Bilqis hanya berdoa dan menanti, sembari memandang imamnya dari luar ruangan. Gadis itu menatap sendu mengharap Allah memberi keadaan yang baik untuk suaminya. Hati terus berdzikir dan air mata tidak bisa dihentikan.
Tubuh yang dipenuhi alat, selang pernapasanpun dipakaikan Dokter. Membuat hati Bilqis semakin teriris.
Sama halnya dengan Sofil. Hati nyeri semakin menjadi, dia memejamkan mata. Ainun terlihat sangat cemas.
"Kang Irul, aku turun di depan," ujar Sofil sambil merunduk.
"Lo ... tapi kamu pucat Gus."