Berjalan pulang dengan keadaan letih. Gibran melempar tasnya entah kemana. "Bodoh ... di dalam ada laptop Gibran." Dia tidak henti menyalahkan diri sendiri. Kembali meraih tasnya dan segera mengecek keadaan laptopnya. Setelah dirasa baik-baik saja dia mengucap syukur dan kemudian berbaring di sofa sambil memejamkan mata.
Meraih ponselnya, dan ingin berbagi perasaan dengan Rina dan Eza. Dia menghubungi nama Eza.
"Halo. Ada waktu 30 menit untuk kamu berbicara."
"Jangan jahat-jahat napa Mas. Salam dulu atau bagaimana. Aku galau setengah death."
"Sebentar lagi aku ada operasi Gibran cepat bicara."
"Ya sudah kalau Mas sibuk aku telepon Mbak Rina saja."
"Est ... cepat bicara," pinta Eza saat Gibran akan menutup telepon.