Rasa kesal memenuhi ruang hati Aqila. Ketika dia dibawa paksa pulang oleh suaminya. Bara melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Melihat Aqila yang manyun dia diam saja tanpa berkata apa pun.
"Walau aku istrimu. Aku tidak suka kau diatur-atur. Dilarang-larang. Apa salahnya sih cuma ketemu mereka Lagian aku memang benar-benar mengambil sesuatu kok. Nih ...." Aqila menunjukkan bukunya.
Bara tersenyum meremehkan karena itu hanya sebuah buku tulis. Aqila semakin kesal melihat ekspresi suaminya. "Lagian aku tahu batasan ku. Aku tidak akan minum lagi."
"Tapi tadi yang jemput mantan pacar kamu kan?!"
Barulah Bara mengeluarkan suaranya untuk bertanya.
"Iya. Ya ... Tapi kan tidak ngapa-ngapain. Hanya boncengan kok," jawab Aqila dengan nada yang sangat kesal.