Selama dua hari tiada yang berubah, gadis cantik dengan raut wajah yang sangat sedih duduk di samping wanita yang berbaring tidak berdaya. Gadis itu terus meneteskan air mata.
Dia menyenderkan kepalanya di samping lengan sang Bunda. Lalu memejamkan mata.
'Bunda tidak menyalahkanmu. Bunda sudah memaafkanmu. Doakan bunda terus ya. Walaupun bunda terkejut dengan sikapmu, namun Bunda sudah bisa memaafkanmu. Aqila ... Bunda minta satu hal darimu Aqila. Menikahlah dengan Bara.'
Seketika Aqila membuka mata dan mengangkat kepala, karena terkejut dengan mimpi itu, dia menatap Bundanya dengan tatapan sendu, tubuh Bundanya terangkat. Dia mendadak panik dan cemas.
"Ya Allah ... Kak Gibran ...!"
Mendengar itu dari Aqila, semua mulai panik. Dokter pun segera memeriksa tidak lama dokter itu menunjukkan ekspresi wajah sedih. Gibran yang paham membelai kepala adiknya. Dengan air mata yang tidak berhenti.