'Bagaimana ini semua bisa terjadi? Mana mungkin Alif anakku? Aku sendiri yang membawanya dari rumah sakit lain ke Rumah Sakit Graha Medika. Ahg ...! Heh ... tidak mungkin ada yang menukarnya.'
Eza berusaha mengingat kejadian di malam istrinya melahirkan. "Aku mondar-mandir ke kamar mandi saat itu. Jika memang benar ada yang menukar, pasti tertukarnya dengan bayi yang berada di rumah sakit yang sama. Tidak mungkin dari rumah sakit yang berbeda? Ya Allah ... huft ...." Eza meremat kepalanya dan dia bergegas pergi walau masih pusing.
Pria ini segera menelpon seseorang. "Halo dokter Arif, saya minta nomor dokter Maya." Dia baru saja keluar dari ruangan donor darah.
"Kamu tenang saja, kami sudah melakukan transfusi darah."