Di rumah Rina tidak mengadakan acara tahlilan, karena jelas bayi itu belum memiliki dosa. Suara tangisan Alif membuat Rina mengejar Eza yang dari tadi mendiamkannya.
"Kak dia kelaparan. Tolong Izinkan aku memberikan ASI untuknya, dia bukan orang lain Kak. Dia keponakanku," pinta Rina.
Owekkk!
Owekkk!
"Lebih baik aku mencari donor ASI untuknya, daripada aku harus memberikan dia kepadamu."
Betapa terkejutnya Rina mendengar ucapan sang suami yang begitu kasar. Eza pergi meninggalkannya, Rina hanya menikmati rasa sakit hatinya. Wanita ini menepuk dadanya dan tak kuasa menahan tangis.
'Kenapa dia? Marah karena apa? Apa karena bayi kami meninggal? Jangan menyalahkan ku seperti ini. Aku lemah. Ya Allah ... Ya Allah.'
Rina berwudhu untuk menenangkan dirinya, walaupun masih mengeluarkan nifas dia banyak-banyak berwudhu agar hatinya tenang.