Setelah melihat istriku yang diberikan transfusi darah dan sudah habis dua kantong. Aku tetap setia berada di sampingnya. Setiap saat mengaji di sampingnya. Membacakan sebuah buku buku Sirah Nabawiyah. Membacakan terjemah Durratun Nasihin. Bacakan Daqoikul Ahkbar. Ya, aku setia menunggu istriku membuka mata.
Melihat ketulusan dan kesetiaan yang tidak mungkin, orang tuaku, mertuaku, memintaku untuk mencari pengganti Ainun. Cinta itu begitu begitu besar bagi kami.