Eza semakin antusias.
"Aku harus bagaimana? Ini memang wajahku Mas, apa Mas saat ta'aruf tidak melihat wajah ini?"
"Akukan sudah bilang. Aku ingin melihat wajahmu saat aku benar mencintaimu. Mencintaimu dengan tulus tidak memandang kecantikan dan kelebihan." Aku menggelengkan kepala.
Aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi, aku merasa. Aku sama sekali tidak menduga jika, wanita cantik berseri itu adalah Ainun, karena aku mengira wajah itu milik istri Gus Za.
Baru kali ini aku mengamati wajah Ainun. aku terbungkam dan tidak bisa berkata apa pun.
Dengan keadaan lemas jantung masih berdegup dengan kencang. Masih merangkai kata-kata. Benar saja, aku masih sangat terkejut dengan apa yang terjadi.
Karena rasa yang masih belum percaya aku pun hendak keluar dari kamar Ainun. Ainun menarik tanganku.