Rasa antusias Eza menjadi. "Ini nih, aku penasaran saat Gus dan Neng Taarufan, storykan Gus," pinta Eza.
"Hahaha. MasyaAllah ... menurutku sangat luar biasa ya. Setelah jalan taubat. Akhirnya menikah dengan gadis yang cocok untuk diajak berbincang. Namun hati tetap mengharapkan yang lain. Jadi gini Mas Eza. Setelah salat isya aku hanya mondar-mandir kesana kemari sambil menatap ke rumah. Saat itukan aku pulang karena pernikahan Gus Fatih, selama menempuh jalan taubat aku belum pulang sama sekali.
Aku kangen Umi. Dasar kamu aku ini, anak tidak sopan. Tapi kan UGD kalau masuk ke rumah. Ya ... aku bergumam terus karena takut bertemu gadis yang akan dijodohkan denganku. Ha ... bagaimana ini, di kamar mandi bau. Itukan tempat paling aman untuk sembunyi. Hahaha, konyol ya? Aku masih clingukan dan mengintip dari dalam masjid." Sejenak Gus Barra menyruput kopinya.
"He, ayo ... sudah ditunggu," ujar Abah sambil mencubit lengannya.
"Enggeh Bah, au, geli Bah," keluhku.