Mentari pagi bersinar terang. Ini kali pertamanya setelah Eza kembali bisa berjalan. Berjalan bersama di pagi hari ketika embun masih membasahi dedaunan. Jalan-jalan dengan suaminya, bersama menikmati embun pagi, dan terbitnya mentari.
Memilih pendamping hidup bukanlah hal yang mudah, karena suami-istri bukan cuma teman tidur, melainkan teman untuk berbagi apa pun, saling mengerti, percaya, berbincang, dan menghindari cemburu buta. Rina merasa sangat bahagia karena mendapat sosok Imam yang sabar, pengertian dan sangat mencintainya, walaupun cinta Eza sedikit terlambat datangnya.
"Bagaimana istikharahnya?" tanya Rina.
"Emmm. Jawabannya tujuh puluh persen. Jadi ... bagaimana?"
"Bismillah ... kita lihat selama Sandia di sekitar kita aneh tidak. Kalau menurut kita dia biasa saja ya ... tidak masalah."