"Bismillahirohmanirohim." Eza bergerak dengan perasaan sangat khuwatir. Eza berhasil membopong istrinya, dan segera membawa tubuh yang lemah ke itu ke kamar.
Pria itu segera membaringkan istrinya di atas ranjang, mencari alat kedokteran nya yang selama beberapa bulan tidak pernah ia pakai.
"Sayang ...." panggil Eza yang kemudian memeriksa detak jantung dan tekanan darah.
"Tiba-tiba pusing Kak. Ya Allah ...." Rina belum sanggup membuka matanya dia masih memijat kepalanya.
"Kurang darah sering terjadi sayang," ujar Eza kemudian mengambil kapsul penambah darah. "Sini aku bantu minum." Eza menaikkan punggung istrinya. Eza memberikan minum dan Rina segera meminum obat.
Hugh!
Rina hampir saja tersedak, dia segera menelan obatnya bersamaan dengan air, namun dengan tatapan terkejut ketika melihat Eza berdiri saat membantu memberikan minum.
"Kakak bisa berdiri? Kakak juga yang membopongku kemari?"