Perasaan cinta semakin kuat, karena bersama dengan saling menerima, rasa bahagia selalu menghiasi keduanya. Setelah terawih Rina dan Eza berada di depan televisi namun tidak nonton TV. Eza berusaha meraih sofa dan duduk di sofa, kemudian menyuruh istrinya untuk berbaring di atas pahanya.
Sekedar bersama untuk saling berbicara, membicarakan Ramadhan. Juga membicarakan masalah keuangan.
"Aku sangat ingin bekerja Rina. Tabungannya sudah menipis, dan sebentar lagi Dinda kemari." Eza mengutarakan kepenatannya.
"Sekarang mudah lelah, karena sudah tidur. Anda tidak mudah lelah aku bisa membuat kue banyak, tapi aku yakin nanti ada jalannya kok, Kak. Setelah merintangi banyak masalah aku yakin kita bisa bangkit kembali."
Muach!
Eza mengecup punggung tangan istrinya Rina tersenyum, menatap penuh bahagia.
"Kapan Dinda kemarinnya?"
"Dinda kemarinya besok. Ingsya Allah. Kamu siapkan? Aku mengingat semua jasa mereka."