"Oh ya. Bunda di rumah sakit. Ya Allah ... aku tidak menyangka Ayah yang aku maafkan malah menjualku."
"Apa?!" Rina dan Eza terkejut. Aqila kembali bersedih karena kesalahannya.
"Aku haus sekali, sudah tidak bisa menahan. Ayah mengajak aku berbicara disaat aku marah karena Bunda menjodohkan. Itulah, kesempatan Ayah dan aku tidak percaya jika ayah setega itu. Tidak pantas dia disebut sebagai Ayah."
"Qila ... mungkin itu cara Allah, agar kamu tahu bagaimana sikap ayahmu. Doakan saja semoga mendapat hidayah," ujar Eza.
'Ya Allah ... perasaan apa ini yang sedang menyiksaku, rasanya aku tidak pantas. Tapi hamba yakin, Engkau akan mengampuni hamba,' batin Qila menaikan pandanganya karena hendak menangis.