Pandangan Gibran teralihkan kepada semua orang berlarian mendatangi pria yang terletak dengan penuh darah. Salah satu Suster berlari di depan keluarga Alfito, dengan membawa gunting penuh darah, gunting itu baru digunakan untuk menusuk pria tadi. Seorang meonta dan menangis, sambil menunjuk Suster yang lari tadi, Gibran tetap diam dan tidak mau ikut campur, dia duduk dan memejamkan mata.
"Ehheh ...."
Terhembuslah napas berat. 'Jika ada masalah seperti ini Diana pasti membantu,' batin Gibran meninggalkan keluarga Alfito yang sedang menunggu operasi selesai.
"Tolong aku, aku tidak sengaja menusuknya karena dia mau melecehkan ku, jadi aku terpaksa menusuknya, tolong aku punya anak bayi, tolong bebaskan aku, tolong, tolong, tolong." Suara itu membuat Gibran berpikir cepat. Dia mengejar satpam yang membawa paksa wanita itu.