Di Sana Eza dan Rina selesai melaksanakan salat asar.
"Ah ...." Eza lalu berbaring dengan kekuatan badanya, "Aku sudah sini jangan sibuk terus. My wife, aku rindu," ujar Eza, Rina masih tertutup rapat dengan mukenanya dan masih sibuk memasukkan baju ke tasnya.
"Sebentar Kak, besok siangkan kita akan ke Jakarta. Kita pulang." Rina sangat semangat, dia melepas mukena lalu melipatnya.
"Rina ... my wife, suamimu memanggil, ingat dosa lo, kalau suami memanggil kamu tetap diam, ayolah, sini," ujar Eza kembali meminta.
"Ya Allah nolak dosa, menuruti gempa," ujarnya ringan, Eza mengerutkan kening lalu bangun dan menyandarkan punggungnya, dia lalu menarik tangan istrinya. "Apanya yang gempa?" tanya Eza berbisik setelah istrinya berada di sampingnya.
"Mari kita nikmati ini." Tatapan tajam dari Eza mendekat terus menerus sampai Rina terlihat salah tingkah.
