Semuanya masih seperti mimpi, mimpi yang sangat membahagiakan. Eza tidak berhenti memandangi wajah cantik istrinya yang sudah lama ia rindukan.
"Selama aku pergi apa ada sesuatu yang membahayakan?" tanya Eza sambil membelai rambut istrinya. Rina menaikkan wajahnya, menatap suaminya dari bawah. Kemudian menyentuh pipinya, jari jemarinya memegang luka di wajah Eza.
"Di saat usia kandungan empat bulan. Dirga dan Intan datang, untung saja tetangga kita baik hati. Alfito menyuruh bodyguard-nya untuk menjaga di depan dan di belakang rumah. Kami tukar rumah, jadi saat Dirga datang ke rumah kita, dia tertipu karena yang berada di rumah kita adalah Alfito dan istrinya. Saat itu aku juga merasakan sesuatu yang sangat panas juga, Alhamdulillah ... semuanya baik-baik saja, yang tidak habis aku pikir. Dirga menculik Aqila dan akan melecehkannya."
"Gila ... makin liar saja tuh Dirga. Semoga Allah membuka pintu hatinya. Aamiin."