Melaju dengan kecepatan tinggi, itulah hobi pemuda satu ini. Dia teringat ketika Diana memeluknya.
'Aku sangat merindukanmu. Aku sengaja tidak mengakuinya. Aku sengaja tidak menghubungimu. Karena cintaku cukup dengan doa. Mendoakanmu agar bahagia, di mana pun, bersama siapa pun. Aku ingin memantaskan diri jika aku tempat untuk menjadi imammu. Saat ini aku belum pantas, aku masih belajar cinta. Cinta Mbak Rina dan Mas Eza membuat aku termotivasi. Sungguh Allah Maha Adil. Subhanallah ....'
Gibran sampai di rumah Rina. Dia akan mengambil mobilnya yang diletakkan di dalam garasi rumah Rina. Saat dia melepas helmnya di depan halaman rumah. Dia melihat Hafiz sedang berbicara dengan seseorang.
'Kenapa Mas Hafiz seperti menjual rumah mbak Rina?' tanya Gibran dalam hati dan dia teringat jika sertifikat rumah Rina masih diurus oleh Hafiz.
