Setiap saat Eza tidak berhenti memikirkan istrinya. Dia tidak sabar menunggu pagi, ingin segera meminjam ponsel Sandia agar bisa menghubungi istrinya. Hanya sekedar ingin tahu keadaannya dan melepas rindu belum terobati.
San dia sudah menjemput Eza. Keduanya bersiap berjalan ke rumah sakit. Seperti biasanya Sandia mendorong kursi roda Eza.
"Apa istriku bertanya kenapa menelpon berkali-kali?"
"Maaf handphone ku hilang," jawab Sandia, Eza sangat terkejut. "Aku sudah mencarinya dari tadi pagi tapi tidak ketemu."
"Tidak papa, jangan minta maaf. Semoga cepat ketemu."
'Maafkan aku yang cemburu ketika kamu terus berhubungan dengan istrimu itu. Rasanya, sekarang aku meminta imbalan. Bagaimana cara aku merawatmu, kamu harus bisa menerimaku dan melupakan istrimu,' ujar Sandia dalam hati.