Ponsel Gibran terus berdering. "Halo Bunda," jawab Gibran sambil mondar-mandir.
"Bunda tidak berani pulang, Dirga selalu menelepon Bunda. Mengancam Bunda yang tidak-tidak, kamu Jaga dirimu baik-baik ya sayang. Terlebih lagi kamu harus menjaga Mbak Rina dan Aqila."
"Alhamdulillah tetangganya Mbak Rina baik sekali. Bahkan menyuruh Bodyguard untuk melindungi rumah Mbak Rina. Bunda baik-baik ya di sana," ujar Gibran.
"Terima kasih sayang, Bunda tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Gibran menghela napas, dia tidak pernah menduga jika dia akan berada dan bahkan jatuh cinta kepada anak selingkuhan dari ayahnya.
"Aku tahu yang sebenarnya? Kamu adalah anak dari selingkuhan wanita yang telah melahirkan ku, iya kan?" penyediaannya berdiri dan tidak menghadap kepada Gibran.
Gibran sangat terkejut ketika Diana sudah mengetahuinya. "Tapi kamu tidak membenciku kan? Jika aku memang anak dari selingkuhan ibumu?" tanya Gibran yang lalu menghampiri Diana.