Wanita cantik itu bersandar di bahu suaminya. Tubuhnya masih melayang di atas lengan kekar sang suami. Rina menatapnya dari bawah. Lalu menyentuh pipi Eza dengan sangat penuh cinta.
"Jika dihitung sudah berapa kali Kakak membopongku, apa aku ringan? Pasti aku sangat ringan iya kan ...?" tanya Rina sambil terus memandangi suaminya.
"Semoga aku selalu kuat. Terlebih lagi jika nanti ketika kamu hamil. Aku ingin terus bisa membopongmu."
"Kak ... Apa kira-kira tindakan kita sudah berhasil?" tanya Rina yang penuh harap. Eza memandanginya lekat-lekat.
"Kenapa kamu sering tanya tentang itu?" tanya Eza. Terlintas perasaan aneh ketika suaminya bertanya seperti itu.
"Ya ... Aku tidak sabar saja menantikan tangis dari bayi. Apa Kakak belum ingin memiliki anak?" tanya Rina membungkam Eza.
Mendengar ucapan Rina. Ingatan Eza tertoreh kepada bunga mimpinya. Eza diam tanpa kata kemudian menurunkan istrinya diatas ranjang. Rina masih melingkarkan kedua tangannya di leher belakang suaminya.