Tatapan sendu menyatu menembus kalbu. Masing-masing tatapan itu memiliki arti. Hujan reda meninggalkan bekas basahnya. Eza berdiri kemudian mengulurkan tangan untuk istrinya. Rina tersenyum hangat dan menerima.
Pria tampan itu memakaikan helm untuk kekasih halalnya, mendekat Eza saat perjalanan di atas motor.
Setibanya di pasar kebersamaan dan kemesraan masih terjalin diantara keduanya. Rina terus terpana dengan tindakan suaminya yang sangat perhatian. Eza terus menggandeng tangannya dan sama tidak melepaskan. Walaupun Rina sedang memilih sayuran.
"Aku malu ... lepasin dulu aku masih memilih sayuran."
"Kamu istriku. Kenapa malu? Ayo milih bersama." Eza sangat berantusias membeli sayuran dan buah-buahan. Tangan kanannya terus menggenggam erat tangan kiri Rina. Tak sedikit orang yang berada di situ memperhatikan keduanya. Rina mulai salah tingkah dan tidak nyaman. Namun Eza tidak mempedulikan pendapat orang. Dia bersikap biasa saja.