Rina membuat nasi goreng tinta hitam dari cumi-cumi. Kedua wanita di belakangnya terus memperhatikan dan mencium bau harum dari masakan itu. Mereka bercanda, berbincang dan saling mengobrol.
Rina melihat ekspresi wajah Aqila yang terlihat mulai kebingungan dan tidak bisa mengendalikan diri. Rina menggenggam erat tangan Aqila dan Fania memperhatikannya.
"Kenapa dengan Aqila, Mbak?" tanya Fania yang ikut cemas. Rina tidak berani mengungkapkan. Aqila menggenggam rambutnya. Menarik perlahan. Rina semakin memeluknya.
Melihat kompor yang masih menyala, Rina melepas Aqila dan mematikan kompor. Di situ Fania menggantikan Rina dia memeluk Aqila.
"Aku sudah tidak lagi bisa menahan nya. Aku sangat ingin ... berikan aku miras sedikit saja," pinta Aqila memohon.
Rina membuatkan teh hangat untuk mengganti keinginan Aqila. "Aqila minum ini dulu ya ... Istigfar ... istigfar," bujuk Rina. Aqila menatap Rina seakan marah, tapi kemudian Aqila menerima lalu segera meminumnya.