Ngobrol dengan sahabat memang selalu menyenangkan. Ya, setelah ngobrol dengan Santi, Tania benar-benar merasa lega. Dia lega karena sudah bisa mencurahkan segala apa yang ada di dalam hatinya. Tentang kekalutan nya, tentang ketakutannya, dia juga bercerita tentang Belva dan juga Ibu Hanum yang rela menunggu dia di rumah sakit saat dan ia menunggu hasil dari biopsi.
Ah, pokoknya semua tumpah ruah kalau sudah berbicara dengan sahabat. Setelah Santi pulang, tania memutuskan untuk istirahat, sampai dia tertidur hingga sore hari.
Saat Tamiya tertidur tiba-tiba fusilli membangunkan Tania dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"Tan, Tania bangun Tan. Tania … " ucapku Siwi dengan bibir bergetar. Dia menepuk-nepuk pipi Tania lembut. Tania langsung membuka matanya lebar-lebar. Dia menggeliat sejenak. Keningnya berkerut saat dia melihat ibunya sedang mengalirkan air mata di hadapannya. Sebenarnya apa yang terjadi?