"Tania." Belva melongo menatap Tania yang saat itu begitu anggun dengan rok span pendek selutut warna hitam dan hem lengan panjang warna pink dengan rumbai-rumbai di bagian dadanya. Tania sungguh tampak begitu anggun dan cantik. Yang lebih membuat dia terkejut lagi kenapa Tania ada di tempat itu? Belva masih belum paham.
"Selamat pagi, Semua."
"Hai mbak Tania. Silakan duduk! Santai saja enggak usah tegang, mbak."
Salah satu rekan Belva menyapa Tania dengan senyum. Dia tahu kalau Tania sedang gugup saat itu. Yang dia tidak tahu kalau Tania bukan hanya gugup tetapi sok mengetahui bahwa CEO dari penerbit affection adalah mantan pacarnya sendiri.
Rekam Belva bernama Anton. Dia adalah rekan Belva dalam membuat gebrakan gebrakan baru di penerbit affection supaya tetap bisa bersaing di dunia yang serba digital ini. Mereka ingin membuat strategi marketing supaya di era digital yang menjamur ini novel cetak tetap bisa digemari dan diinginkan oleh banyak orang.