"Hhhmmm … ?" Tania menggumam. Dia menoleh juga ke arah Belva. Sejenak mereka saling pandang. Ada yang bergemuruh di dada mereka masing-masing. Ingin rasanya Belva segera memeluk seorang wanita yang selama ini ingin dia temui. Baru beberapa jam yang lalu dia pulang dari Singapore. Dia ingin mengunjungi danau itu dulu. Ingin menyapa danau yang dulu ingin mereka kunjungi tetapi masih belum sempat. Dan ternyata, inilah rencana Tuhan yang akhirnya mempertemukan mereka.
"Tolong katakan padaku, Apakah kau benar-benar menerima surat atas nama aku?" Belva ingin memastikan. Karena dia sama sekali tidak pernah mengirim apapun kepada Tania. Seketika dia langsung mencurigai ayahnya. Apakah mungkin ayahnya yang sengaja mengirimkan surat untuk Tania supaya Tania melupakan Belva?
Tania juga curiga. Jangan-jangan surat yang dulu diberikan kepada bi Yati tidak sampai ditangan Belva dan hanya sampai di tangan ayahnya Belva, dan akhirnya …