Dengan perlahan laki-laki itu melangkah. Tania langsung berdiri, masih dengan detak jantung yang tak beraturan.
"Kak Belva," ucap Tania lirih. Laki-laki itu masih bisa mendengar suara lirih Tania, karena mereka hanya berjarak 2 meter saja. Laki-laki itu menghentikan langkah kakinya, lalu melepas kacamata hitam.
Dia memandang Tania yang berada tidak jauh darinya. Dia sama seperti Tania. Jantungnya berdetak dengan kecepatan maksimum. Dia juga tidak percaya dengan apa yang dilihat saat ini. Dia melihat orang yang sudah ditinggalkan selama beberapa tahun. Dia menatap orang yang dulu sangat dia cintai. Dia menatap orang yang selama ini dia rindukan. Belva melangkahkan kakinya perlahan, selangkah demi selangkah mendekati Tania. Dadanya bergemuruh saat itu.
Sungguh, tidak pernah dibayangkan sebelumnya Kalau dia akan bertemu dengan tania di tempat itu. Belva memandang Tania dari ujung rambut sampai ujung kaki.