Tania kembali kepada kebiasaan sebelumnya, kebiasaan 1 tahun lalu. Berdiam diri di dalam kamar. Kali ini dia tidak kecewa pada siapa pun. Tetapi mungkin dia hanya belum bisa menerima kenyataan. Tania belum siap mendapatkan cobaan seberat itu. Tania belum siap untuk pergi. Dia berdiam diri di dalam kamar sambil menggelengkan kepalanya di bawah bantal. Bantalnya sudah basah oleh airmata Karena dia sudah menangis beberapa jam.
Orang tua Tania sengaja untuk menggandakan kunci kamar Tania. Karena sangat bahaya sekali kalau tania sampai mengunci dirinya, takutnya terjadi apa-apa padanya. Mengingat, sakit kepala Tania bisa tiba-tiba saja menyerang.