"Oh, interveron. Ini biasanya dikonsumsi untuk penderita leukimia, Hepatitis b dan c dan beberapa penyakit yang lain. Adek butuh obat ini?" ucap petugas apotek itu dengan nada pelan. Tangannya masih memegang obat yang tadi sudah disodorkan oleh Tania.
Dag. Tania mematung di tempatnya. Ucapan apoteker itu memang pelan, tetapi bagaikan Sambaran petir di telinga Tania. Detik itu juga, tangan dan kakinya gemetar. Nafasnya naik turun. Dalam sekejap, Dunianya seakan runtuh. Jantungnya seakan melompat dari tubuh mungil itu. Ketika kata leukemia disebut, hanya bayang-bayang kematian lah yang ada di kepala Tania.
Dadanya terasa begitu sesak. Ternyata benar apa yang dia khawatirkan. Mungkin leukemia. Tania sudah curiga dari sebelumnya. Dia sudah browsing di internet dari kemarin tentang ciri-ciri yang dia rasakan saat ini. Sakit kepala hebat, tubuh seperti lebam-lebam padahal dia tidak terkena apapun dan juga mimisan.