Siang itu, Tania pulang naik taksi bersama dengan santi dengan air mata yang terus menuruni pipinya. Dia sendiri sulit menafsirkan, Apa arti air mata itu. Air mata penyesalan kah? Air mata cemburukah atau air mata cinta?
Ini ironis. Di saat dia mencoba untuk menjalani hubungan tanpa perasaan dengan Niko, justru dia merasa perasaannya diaduk-aduk oleh laki-laki lain, orang yang dulu selalu dicampakkan dan tidak pernah dipedulikan. Kenapa sekarang rasanya pengorbanan Ardi dulu begitu berharga saat dia kenang sekarang.
Seketika terbayang di pelupuk matanya saat dia membawa tukang kunci untuk membuka pintu kamarnya saat dia dikurung oleh Papanya. Terbayang juga saat dia diantar pulang oleh Ardi saat dia menangis kejer setelah melihat Belva dan Cantika berciuman. Tiba-tiba terlintas juga dalam pikirannya saat dia teriak-teriak dengan toa minta diizinkan untuk masuk ke dalam hanya untuk memberinya makanan dan ingin melihat Tania makan di hadapannya.