"Mau aku antar pulang nggak?"
Jantung Tania berdetak dengan begitu kencang saat melihat motor yang persis dengan motor Belva berhenti dihadapannya. Saat itu dia sedang duduk di depan pintu masuk sekolah, di sisi kanan. Di situ ada tempat duduk memanjang dari semen, yang biasanya digunakan anak-anak untuk menunggu jemputan.
Tania mendongakkan kepalanya. Hatinya berdesir saat laki-laki itu memakai helm yang mirip dengan Helm Belva. Tidak sama, tapi mirip.
"Tania, ayo mau bareng nggak?" Laki-laki itu membuka penutup helmnya. Ternyata Niko. Dia menyumbangkan senyum manisnya di atas motor. Sebenarnya Niko ini siapa? Kenapa bisa kebetulan barang-barang yang dia miliki sama dengan barang milik Belva?
"Kenapa? Nggak pernah lihat cowok ganteng paripurna ya?" Niko menaik turunkan alisnya.