Ardi terus memohon kepadaku Siwi, minta diizinkan untuk menemui Tania. Sebenarnya Bu Siwi tahu, semua itu tidak akan mengubah apapun. Tania tetaplah Tania yang ketika dia sedang kecewa, menutup diri sehari semalam tanpa makan dan minum pun dia betah. Namun, Bu Siwi tidak tega melihat raut muka Ardi. Tampaknya dia benar-benar merasa bersalah, dan ingin memperbaiki semuanya. Wajahnya juga benar-benar murung. Apalagi saat ini sudah hampir tengah malam.
"Baiklah, kamu bisa menemui Tania. Maksudnya, berbicara dari luar kamar Tania. Ntar malam keadaan seperti ini, dia pasti tidak mau keluar." Bu Siwi menatap Ardi dengan tatapan penuh keprihatinan.
"Beneran Tante? Arti boleh menemui Tania?"
Bu Siwi menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil. Bagaimanapun juga, ardi sudah banyak membantu Tania. Dia juga sangat baik pada Tania dan keluarganya.