"Ibuk, biar tanya aja yang mematikan handphone Kak Ardi. Boleh? Supaya Ibu tidak terlalu wira-wiri kesana kemari."
"Oh, boleh Tan. Handphone-nya ada di kamar ardi ya? Kamar yang itu, sebelah kanan." Bu Ratih menunjuk sebuah kamar, Tania langsung mengangguk sambil tersenyum.
Setelah itu bu Ratih segera menuju ke dapur, dan Tania mengerlingkan matanya ke arah Santi. Santi mengacungkan kedua jempolnya. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tania sudah merencanakan untuk mencari sesuatu apakah arti memang mempunyai dua handphone atau tidak. Sebelum dia mencari tahu, dia sudah diberitahu oleh bu Ratih. Sungguh suatu kebetulan yang sangat membahagiakan bagi Tania.