Siang itu Belva dan Tania tidak langsung pulang. Mereka duduk berdua di taman yang penuh kenangan bagi mereka berdua.Sambil menunggu jemputan mereka masing-masing. Mereka menghabiskan waktu untuk saling mencurahkan keluh kesah masing-masing.
Tania cemberut, sambil memandang gelang putusnya di atas telapak tangan. Raut wajahnya terlihat sedih, dan mulutnya mengerucut.
Saat itu, Belva mengambil sesuatu di dalam tasnya. Ternyata sebuah gunting, dan … krek. Dia juga menggunting gelang yang dipakainya.
Tania langsung memasang wajah terkejut. Matanya membulat, dengan mulut yang sedikit membuka. Dia tidak percaya kalau berfoto akan melakukan hal tersebut hanya demi untuk menenangkan hatinya.
"Sekarang kita sama. Gelangnya sama-sama putus. Jadi kamu nggak usah sedih lagi. Besok aku belikan lagi. Cuma gelang ini. Nggak masalah."
"Kak Belva Kenapa harus diputus juga punya Kak Belva? Nanti kan bisa beli lagi satu doang."