"Ari-ari? Kamu kenapa keringat dingin dan diam anteng begitu sih? Kamu sakit? Asam lambung Kamu naik? Hah? Kamu kenapa? Kamu pucat lagi. Aku antar ke UKS." Tania panik sambil menempelkan punggung tangannya di kening Ardi.
'Ya Tuhan, kamu ini polos atau kelewat bege sih Tania. Masa begini saja kamu tidak tahu, kalau aku sedang gemetar karena kata-kata yang kamu ucapkan tadi. Meskipun yang kamu ungkapkan adalah rasa sayang sebagai sahabat, aku tetap deg-degan.'
"Ari-ari, Kok kamu diam mematung sambil menatapku seperti itu? Ommo … kamu pucat? Kamu mau pingsan ya? Aduh, jangan pingsan di sini dong. Aku nggak kuat gotongnya. Ayo aku bawa ke UKS." Tania benar-benar panik. Ardi langsung menjitak kepala Tania.
"Awww. Sakit. Kenapa kamu malah menjitak kepalaku sih. Udah sakit masih aja jahil." Tania menggosok-gosokkan Tangannya di atas kepala yang dijitak oleh Ardi.