"Aku tidak ada maksud apa-apa, Tania. Maaf kalau kata-kataku mungkin tidak enak didengar. Aku cuma menyarankan yang terbaik saja. Aku tahu, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Begitu juga dengan papamu.Iya kan om?"
Kamu tidak tahu apa-apa tentang papaku, Cantika. Dia tidak menginginkan yang terbaik untukku, tetapi dia menginginkan yang terbaik untuk gengsinya, untuk gengsi di depan koleganya dan rekan bisnisnya. Sungguh, kau tak mengerti apa-apa.
"Apa yang dikatakan Cantika itu benar. Kenapa kamu malah menyalahkan Cantika, Tan? Yang seharusnya kamu lakukan itu berbenah. Contoh ini Cantika. contoh perilakunya bagaimana sampai dia bisa menjadi juara kelas seperti itu. Bahkan dia menjadi juara paralel Lo. Kamu harus banyak belajar dari Cantika. Kamu harus berjuang ekstra keras untuk berada di posisi Cantika saat ini."