Hari ini adalah hari senin dimana aktifitas upacara wajib di lakukan. Semua murid paling malas untuk ini. Bukan karena penaikan bendera nya, Melainkan amanat nya.
"Untuk semua siswa/siswi SMA Bakti Gemilang di harapkan turun dan baris di lapangan sekarang!. Terimakasih" Ucap kepala sekolah.
Semua siswa/siswi akhirnya turun ke lapangan dengan setengah jiwa nya. Malas. Satu kata untuk mewakili semua murid.
Lala dkk berjalan gontai ke lapangan. "Huaaa gue mager banget ihhh!" Rengek Tiara.
"Emang nya lo doang yang mager?, gue juga kali!" Balas Widya tak kalah lesuh.
"Ck jangan gitu ngapa! Kaya gue nih--"Ucap Azizah menggantung " Males juga sih"Lanjut nya dengan cengir tak berdosa.
Jawaban yang terlontar dari mulut azizah di hadiahi jitakan oleh Widya dan Tiara. Sedangkan Lala hanya diam sedari tadi, karena pagi ini ia belum sarapan karena ulah abang nya-Luki.
Tiara yang melihat perubahan dari sohib nya itu pun bingung "Lo kenapa La?" Tanya Tiara.
"Gak papa ko" Lirih Lala
"Tapi muka lo pucat lho La" Tambah Azizah.
"Gapapa ko. Udah ah ayu ke lapangan".
Mereka berempat berlalu ke lapangan dan berbaris sesuai kelas. Upacara pun du mulai.
***
Ini saat yang paling malas untuk di ikuti. Yaitu amanat. Bagaimana tidak? Amanat kali ini melebihi panjang amanat minggu kemarin.
Lala merasakan sakit yang amat sangat di perut nya. Kepala nya pun sangat pusing. Ia berusaha kuat. Tapi..
BRUKK
Lala jatuh pingsan dan langsung membuat perhatian semua murid maupun guru teralihkan.
Sedangkan di sisi lain. Afif mendengar suara ricuh memanggil nama seseorang 'Woi Lala pingsan woi'.
Lala?, batin Afif.
Akhirnya tanpa pikir panjang Afif menghampiri gadis yang pingsan tadi. Dan benar saja gadis tersebut adalah Lala.
Afif langsung menggendong Lala ala bridal style. Pekikan demi pekikan terdengar tatkala melihat Afif menggendong seorang gadis yang membuat iri para kaum hawa lainnya.
"Ada kemajuan" Ujar Dani.
"Iya, boss lo kesurupan noh" Timpal Revan
"Udahlah biarin. Semoga aja dia bisa lupain masa lalu nya" Santai Luki.
Revan dan Dani saling berpandangan lalu memandang Luki penuh tanya.
"Apa?"Tanya Luki.
Revan dan Dani hanya menggeleng kepala dan lanjut mendengarkan amanat nya.
***
Sudah dua puluh menit berlalu tapi Lala belum sadar dari pingsannya. Afif sedikit khawatir karena Lala pingsan selama ini.
" Ini dia beneran gapapa?" Tanya Afif dengan raut khawatir pada petugas PMR.
"Gapapa ko ka. Perut kak Lala hanya kosong belum terisi makanan yang menyebabkan Magh nya kambuh. Lebih baik kakak belikan dia makanan untuk kak Lala makan sesudah sadar" Jelas anak PMR itu.
Afif menganggukan kepala nya dan melenggang keluar di ikuti anak PMR tadi.
"Eughhh" Lala melenguh dan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya.
Lala melihat sekelilingnya yang bernuansa putih dengan sedikit bau obat. dimana ini anjir, gamungkin di RS kan gue, batin Lala.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampakkan sosok pemuda yang tak lain adalah Afif dengan tangan membawa makanan.
"Ngapain lo?" Sinis Lala.
Afif memutar mata malas "ngepet!" Kata Afif melangkah mendekat Lala.
"Geser otak lo? Ngepet siang siang, Kek kaga ada malem aja"
"Brisik".
Afif memberikan makanan tadi kepada Lala "Makan!"
"Makasih" Lala menampilkan senyum manis nya dan mengambil alih mangkok bubur itu.
"ga sarapan?" Tanya Afif memecah keheningan.
"Mana sempat, keburu telat"
"di jalan"
"Apanya?"Tanya Lala bingung.
"Sarapannya" Jawab Afif
Lala ber'oh' ria "males"
Afif berdecak "Ck, gimana ga ma--"
"Cerewet!" Potong Lala cepat.
Tunggu. Apa? Cerewet? Dirinya di bilang cerewet? Berani sekali gadis di depan nya ini. Tapi,ada benar nya gadis ini. Kenapa ia jadi cerewet jika berhadapan dengan gadis ini?. Ah sudahlah bikin pusing saja, pikirnya.
Ceklek
Luki dkk dan Tiara dkk datang untuk melihat keadaan Lala. Semua terlihat khawatir, apalagi Luki. Dia sangat khawatir dan segera menghampiri adik nya itu.
"Kamu gapapa?" Tanya Luki seraya mengusap kepala adik nya sayang.
"Gapapa ko, cuma magh aku aja kambuh"
"Maaf ya? Gara gara aku kamu ga sempat sarapan" Lirih Luki.
Lala menangkup wajah abang nya "hey, kamu ga salah kok. Ini juga salah aku. Kamu ga usah merasa bersalah" Lembut Lala.
Dengan cepat Luki memeluk tubuh mungil pucat adik nya dan di balas lembut oleh Lala.
"Ekhem! Dunia serasa milik berdua yang laen mah ngontrak" Dani berdehem menyindir.
"Gue numpang gue diem" Lanjut Widya.
"Gue makhluk mars gue cengo" Timpal Revan.
"Gue manusia gue bernafas" Tambah Azizah.
Luki dan Lala terkekeh. Lalu mereka beranjak pergi ke kelas karena bel sudah berbunyi.
***
Bel istirahat berbunyi dua menit lalu dan menyudahi pelajaran yang sempat di laksanakan.
"Kantin yok" Ajak Tiara.
"Meluncurrrr" Jawab Lala, Azizah, Widya serentak.
Mereka berjalan menyusuri koridor untuk menuju kantin. Di sepanjang koridor banyak yang menyapa dan di balas seramah mungkin oleh Lala dkk.
Di tangga menuju kantin cukup ramai. Sampai sampai banyak orang yang berdesakan dan tidak memperhatikan jalan.
Brukk
Seseorang menabrak bahu Lala cukup keras dan sengaja membuat Lala terjatuh.
"Upss maaf, sengaja ko" Ucap seorang yang menabrak Lala dan tertawa.
Azizah menatap tajam ke arah orang itu dan maju mendorong balik bahu orang itu.
"Maksud lo apa bitch!" Bentak Azizah.
Merasa tak Terima, akhirnya ia pun membalas Azizah.
"Gausah dorong bisa kan?!"
"Kenapa? Takut lo?" Timpal Tiara.
"Gue? Takut sama lo? Iww ga banget deh" Orang itu mengibaskan rambutnya kebelakang.
Lala berusaha berdiri dan maju mendekati orang tersebut "Maksud lo apaan Mut? Ada masalah apa gue sama lo ha?!" Cecar Lala dengan menjambak pelan rambut Muti.
Yap, orang itu adalah Muti. Masih ingat bukan? Mutiara vanzelani? Primadona sekolah? Yang mengejar cinta nya Afif?.
Muti yang mendapat perlakuan itu dengan cepat membalas jambakan Lala. Jadi mereka akhirnya saling jambak menjambak.
Terlihat dua antek-antek nya Muti ingin maju menyerang Lala tapi tidak jadi karna di tahan oleh Tiara dan Siti.
Peristiwa itu tak luput dari penglihatan semua siswa/siswi. Bahkan berita itu sudah tersebar sampai-sampai mereka rela berdesakan untuk melihat adegan itu.
Tapi tak menjadikan dua manusia itu berhenti akan kelakuan nya. Lala sudah sangat geram jadi masa bodo akan keramaian. Ia ingin membeli pelajaran yang Setimpal.
***
Sedangkan di seberang sana.
Afif mengedarkan pandangan nya melihat seisi kantin. Hal itu di lihat oleh temannya yang dengan cepat merubah raut wajahnya bingung.
"Nyari apaan lo Fif?" Tanya Dani. "Celingak celinguk bae, nyari duit jatuh lo?".
Afif berdecak dengan pemikiran sahabatnya ini " Ck, gila"
Luki ikut mengedarkan pandangannya "Adek gue kemana ye nyet? " Luki menabok pelan mulutnya dan merutuki kebodohannya.
Tapi kata itu sudah di dengar oleh mereka. Lantas mereka mengernyit bingung. Luki punya adik? Ko ga pernah liat?, Pikir mereka.
"Lo punya adik Ki?" Revan menepuk bahu Luki pelan.
"Ah eng-enggak, anu salah ngomong, iya salah ngomong" Luki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Masa iya sal--"
"Kak boleh minta tolong ga!?" Potong siswi ini cepat dengan nada suara ketakutan.
Afif mengangguk "apa?"
"Itu kak, kak Lala sama kak Muti berantem di dekat tangga"
Tanpa babibu Luki beranjak pergi dan berlari tergesa gesa dengan jantung yang berdegup kencang. Abang macam apa yang tidak melindungi adik nya? Pikir nya.
Afif dan dua temannya pun langsung berlari mengekori Luki. Dan benar saja sampai di sana terlihat Lala dan Muti Sedang jambak Menjambak yang berusaha di pisahkan oleh Luki.
Afif yang merasa dirinya harus turun tangan akhirnya melangkah ke arah mereka berdua dengan santai.
"Ada apa ini?" Tanya Afif.
Muti yang mengenali suara itu melebarkan pupil matanya dan dengan cepat melepaskan tangan nya pada rambut Lala.
"Enghh in-ini ga k-kaya yang ka-kamu lihat" Alibi Muti terbata bata.
Afif menatap tajam Muti. Seketika aura berubah menjadi mencekam. Merasa keadaan berubah, Afif dengan cepat menarik pergelangan tangan Lala tanpa memperdulikan omongan Muti.
"Aduhh sakit goblok!" Bentak Lala dengan berusaha keras melepaskan genggaman Afif pada tangan nya.
"Diem" Tukas Afif.
Terlihat Afif mengeraskan rahang nya membuat Lala meneguk saliva nya susah. Mampus di amuk dah gue!, batin Lala.
***
Disini mereka berdua. Dimana lagi kalau bukan di rooftop?. Memang, Afif membawa Lala ke rooftop.
Afif menatap tajam Lala dengan mata elangnya membuat Lala sedikit menciut nyalinya.
"Tatap gue!" Titah Afif.
Lala menggeleng samar. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Afif yang menyadari itu lantas mengurangi rasa emosi nya yang tadi memuncak.
"Kenapa? Takut hm?" Tanya Afif lembut dengan mengusap pipi Lala.
Hati Lala sedikit terenyuh "I-iya" Cicit Lala.
Afif tersenyum geli "gausah takut, gue ga ngapa ngapain lo ko"
"Lah tadi udah kek mau makan gue lo kak!"Lala mengerucut kan bibir nya membuat pria di depannya ini merasa gemas.
"gemess banget sih"Afif tertawa dengan tangan yang masih mencubit hidung gadis depannya.
"Ihhh sakittt kak!" Rengek Lala
Lagi dan lagi Afif di buat gemas olehnya. Entah mengapa? Ia juga bingung kenapa bisa seperti ini.
"Hahaha iya iya maaf deh" Afif membawa Lala menuju bangku yang tersedia di rooftop.
Lala mencebik. Ia duduk dengan perasaan dongkol. Dengan melipatkan tangannya di depan dada ia berkomat kamit menyumpah serapah kan Afif.
"Masih marah ternyata tah" Ucap Afif dengan santai tertawa pelan.
Lala menatap sinis ke arah nya "Ga! Siapa yang marah!"
"Oh ga ada yah? Masa tadi ada yang komat kamit kaya dukun nyumpahin gue deh" Afif dengan raut wajah berpura-pura.
"Sok tau" Lala kembali mengalihkan pandangan nya.
Cekrek
Lala melotot. Ia mendengar orang memotret dirinya tanpa izin dan ia tahu pelakunya.
"Maling!"
"Kok maling?"Afif mengernyit bingung.
" Ngambil foto tanpa izin"
Mulut Afif berbentuk huruf 'O' "ohhh, Cantik loh ini" Ucapan itu membuat Lala Mengalihkan pandangan nya.
"Mana? Coba lihat!"
"Nih" Afif memberikan camera pada Lala.
(foto)
"Apaan jelek gini!" Komen Lala
"Masa sih?"
"Heem" Lala mengangguk.
"Oh iya gue baru inget!" Afif menjentikkan tangan di udara.
"Kenapa?" Tanya Lala dengan tampang lugu.
Afif sontak tersenyum yang jarang di tunjukkan di oleh orang lain. Sekarang, gadis di depan nya ini beruntung mendapatkan nya.
Lala terpanah pada senyum pria di depan nya ini. Manis, sangat manis. Menambah kesan tampannya.
"Kedip Sayang"
Blush
Pipi nya terasa panas. Apa apaan ini? Kenapa pria ini berhasil menggoyahkan pertahanan nya?.
Ia berdehem "ekhem, kedip ko nih kedip nih" Lala mengerjapkan mata nya lucu.
"Lucu banget sih?"
"Iya dong! Lala gitu lohh" Dengan bangga ia membusungkan dada nya.
Mereka sontak tertawa bersama. Kenapa suasana yang tadinya Canggung dan mencekam tiba tiba berubah? Dan kemana sikap bodoamat yang di miliki pria ini?. Ah pikiran itu membuat diri nya menjadi berharap.
"Jadi pacar gue mau?"