"Jadi, anda akan melepaskan saya dari ujian konyol anda?"
"Hmm..."
"Ahhh... Terimakasih tante."
Cupp
Arka yang kembali mencium pipi Donita. "Hei!" Membuat Arka tersentak kaget saat Donita yang wajahnya berubah merah padam, menaikkan nada tinggi. Mata melotot, membuat Arka memejamkan mata bersiap menerima hardikan akibat kelancangannnya.
"Mulai sekarang, panggil aku mama."
"Apa?"
"Kamu tak mau?"
"Hikss..."
Lagi-lagi Arka menangis. Kali ini bukan karena rasa perih, melainkan rasa haru tak tertahankan.
"Ma..."
Baru kali ini Arka merasakan kehadiran seorang ibu yang benar-benar tulus. Tanpa canggung dengan mempersembahkan diri apa adanya.
Mereka yang setelahnya tampil dengan begitu akrab. Meski sayangnya tak membuat Nino berubah pikiran.
"Padahal baru saja aku merasakan betapa menyenangkannya mengasuh seorang bocah."
Donita yang nampak benar-benar berat untuk melepaskan kepergiannya. Membuat Arka tak sampai hati, kembali mendekap erat mamanya itu.