Krakkk
Seluruh kancing seragamnya terlepas akibat robekan buas dari Ardan, menampilkan dadanya yang terekspos dengan tatapan tajam yang terasa mencabik-cabik kulitnya.
"Sejak awal kamu itu milik ku, Na!"
"Sialan!"
Arka kalah cepat saat Ardan memutar tubuhnya, mencengkram erat pergelangan tangannya di belakang tubuh. Lehernya terasa tercekik, pemberontakannya sama sekali tak berguna.
"Saat waktu itu kancing seragam mu pun terlepas, membuat ku berpikir, kamu itu tipe yang suka di paksa dan main kasar, ya?"
"Arghh!" Arka menjerit saat Ardan menyesap kulit di bawah telinganya.
Untuk sesaat, Arka merasa begitu tak berdaya. Ingatan kelam itu kembali datang. Persis di dalam situasi seperti ini. Saat Arka kecil merintih kesakitan karena bajingan itu mencengkramnya terlalu erat.
Kepalanya pening, beransur pandangannya memburam. Nyaris menjadi sosok lemah untuk kedua kalinya.
"Ernghh...."