Arka menangis, menyandarkan kepalanya di kaca mobil. Namun belum lama kenyamanan di rasakan, kepalanya malah terantuk-antuk.
Menambah emosi, dengan kesal memukul-mukul kaca yang membuatnya semakin pening.
"Sialan! Siapa yang bikin jalan gradakan kayak gini? Nggak tau orang lagi sedih, apa?"
Donita yang tengah mengusap wajah kumalnya dengan tisu basah seketika saja terkesiap. Menaikkan satu alis kala Arka kembali meraung dalam kesedihannya.
"Bolehkah saya pinjam pundak tante?"
Donita mengangguk canggung, mengerjapkan mata, tubuhnya semakin kaku tatkala merasakan pegangan tangan Arka yang makin erat padanya.
Dapat di rasakan lelehan air mata jatuh di pundaknya. Isakan pelan sarat akan kesedihan membuat nurani Donita terbawa suasana.
Reflek lengan bebasnya terangkat, mengusap-usap pelan surai lembab milik Arka untuk menenangkan.