"Rileks, ini tak akan terlalu menyakitkan."
Dan baru saja Ardan memposisikannya layaknya gadis polos yang bisa begitu saja di tipu. Nyatanya yang di ucapkan pria itu hanya sekedar omong kosong. Sampai di titik akhir, yang di rasakannya hanya harga diri yang makin terkikis habis. Sakit, di setiap pompaan kejantanan Ardan yang merojok lubangnya makin brutal.
Berbagi peluh tak pernah di rasakan semengerikan ini. Membuat bang Sat semakin yakin untuk tak membuang waktu dengan perasaan konyol semacam gairah bercinta yang di gilai semua orang.
Setelah Ardan puas dengan pelepasannya. Sejenak bang Sat terdiam, memberikan sedikit waktu untuk pria itu mengagumi tubuh indahnya.
Sampai pada saatnya bang Sat berubah menjadi sosok sebenarnya. Membuat Ardan terkesiap saat lengannya di tepis kasar. Bang Sat yang bangkit dan menarik jubah mandi milik Ardan untuk mengusap lelehan cairan di selangkangannya.
"Pergi kemana?"