Mengepalkan buku tangannya semakin erat, sedikit mengundang kesabarannya lebih. Lagi pula kekuatan pijakannya tak bisa di andalkan, langkahnya bahkan sempoyongan.
Sampai di koridor depan kelasnya, Arka langsung menjatuhkan kepalanya yang mendadak berat di bahu milik Brian.
Sontak saja membuat Zaki dan Yuda mengernyitkan dahi, Arka tak biasanya se lesu ini. Dengan tubuh condong seakan tak kuasa menahan bobot tubuh, terlebih dengan kedua tangan yang meremat kain seragam terlalu erat.
"Anjr! Dari mana aja lo? Ninggalin gue gitu aja, dah makan belum?" Brian yang lebih peka, tak ingin membuat Arka lebih terpuruk jika bertanya lebih lanjut. Yang ahlinya membuat kawannya terluka, Brian tau dengan benar.
Jujur saja, di kondisinya sangat sulit memilih antara saudara dan sahabat tercintanya. Sulit membuatnya membela salah satu, lagi pula perkara hati, Brian tak bisa ikut campur.
Hanya bisa membesarkan hati Arka, mengulurkan lengan, membelai surai lembut kawan mungilnya itu.