"Apakah kamu… marah?" Gita mengulurkan tangan kecilnya untuk membelai wajah tampannya.
Heri meraih pergelangan tangan rampingnya dan tidak membiarkannya menyentuhnya. Dia menatapnya dengan kejam, suaranya penuh dengan cibiran penuh kasih sayang, "Gita, menurutmu siapa aku? Kamu sangat mencintai mantan suamimu, mengapa kamu masih bercerai? Kamu pasti telah ditinggalkan, wanita yang tidak diinginkan mantan suamimu. Bagaimana kamu bisa yakin bahwa aku akan menginginkan Heri?" kata Heri sambil membuang tangan kecilnya. "Di mataku, kamu hanyalah wanita bekas yang pernah diajak bermain-main. Berhati-hatilah dan jangan menimbulkan masalah. Jika kamu ingin naik ke tempat tidurku, kamu harus menunggu kehidupan selanjutnya!"