Heri tidak mendengar apa yang dibicarakan Bunga. Sekarang dia bermain-main dengan ponselnya, kesal, yang dia pikirkan hanyalah pesta ulang tahun keluarga Ginanjar.
Apakah ada pemuda yang akan hadir disana, apakah Gita memiliki kencan buta, apakah dia memiliki cinta baru lagi ... Pertanyaan-pertanyaan ini melayang di benaknya dan berputar-putar disana dalam waktu lama.
Heri sama sekali tidak ingin memperhatikan pesta ulang tahun keluarga Ginanjar, tetapi hatinya masih tidak bisa menahan diri untuk melayang ke tubuh Gita.
Pada saat ini, bel pintu berbunyi. Bunga dengan cepat berlari menghampiri, "Zane pasti kembali dengan tunangannya!"
Bunga membuka pintu.
Zane memang berada di luar pintu, dan ada bayangan ramping dan cantik di samping Zane.
Bunga sangat gembira, "Zane, kamu kembali, tunanganmu ..."