"Udah-udah jangan nangis." Gian tahu bahwa pernyataanya ini terlalu mendadak bagi Viona, tapi semua yang sudah ia katakan tidak tersirat sedikitpun kebohongan di dalamnya. "Lu harus tetep hidup demi gua."
Tidak memedulikan Viona yang termenung dengan sorot mata kosong, Gian bergegas mencari cara untuk membuka pintu garas mobil yang menjadi tempayt disekapnya mereka di sini.
Entah jenis mobil apa yang sedang membawa dirinya kali ini, yang terpenting bagi Gian adalah sebuah cara agar pintu belakangnya terbuka lalu mengeluarkan Viona secepatnya.
"Ah ini!" Tatkala menemukan ada sebuah besi yang menyangga pintunya agar tidak terbuka, Gian dengan segera menarikk besi tersebut agar bisa terlepas dan pintu terbuka.
'Tringg'
Suara besi yang membentur benda keras lainnya karena didorong oleh pukulan keras Gian berhasil membuat orang-orang berpakaian hitam yang menyandra mereka mengernyitkan kening curiga.